Aku sungguh memahami belajar di pondok bukanlah hal yang mudah. Apalagi kau biasa hidup dalam kecukupan. Tak ada yg menjadi rivalmu di rumah. Kau anak tunggal. Boleh dikata hidupmu bak pangeran. Apa yang kau inginkan bukan hal yang mustahal untuk diperoleh.
Ini memang kesalahanku yang tidak mempersiapkan dirimu untuk berjuang dalam terpaan angin kehidupan. Ini memang keterlenaanku yang selalu membayangi dirimu ke mana kau pergi.
Aku bisa memahami bagaimana kau harus berjuang di kancah duniamu yang baru. Bertemu dengan beragam rupa karakter manusia. Bergesekan dengan aturan-aturan baru yang bagimu sangat mengekang kebebasanmu.
Aku bisa memaklumi keresahan dan kegalauanmu, Nak. Namun, yakinlah itulah cara terbaik untuk menempamu. Tidak selamanya aku berada di dekatmu. Tidak selamanya aku mampu membimbingmu. Bila tidak saat ini, kapan lagi kau akan belajar menempa dirimu.
Terasa berat memang. Namun, percayalah kelak kau akan menuai hasil jerih payahmu ini.
Selamat mondok!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar